Rabu, 17 Desember 2008

CATATAN PIALA AFF 2008: Menang Pada Laga Pertama Bukan Jaminan Indonesia Juara

(Tulisan ini sudah dimuat di GOAL.com, http://www.goal.com/id-id/news/1387/nasional/2008/12/07/1000130/catatan-piala-aff-2008-menang-pada-laga-pertama-bukan-jaminan-in)


Indonesia masih harus melalui serangkaian pertandingan berat melawan Singapura, Malaysia, dan Thailand, sebelum mengukuhkan diri menjadi yang terbaik di sepakbola ASEAN. Prestasi terbaik Indonesia diraih 17 tahun lalu melalui medali emas SEA Games yang berlangsung di Manila, Filipina.


Tim nasional sepakbola Indonesia , yang baru saja gagal di sebuah turnamen antarnegara di Myanmar, memulai turnamen Piala ASEAN berjuluk AFF Suzuki Cup 2008 dengan hasil lumayan. Pada pertandingan pertama Piala ASEAN, Jumat (5/12), berhasil menang 3-0 (2-0) atas tamunya, Myanmar , sekaligus membalas kekalahan dua minggu lalu.

Menang telak 3-0, kok, dibilang lumayan?

Lumayan, memang.

Karena kemenangan yang diraih itu merupakan kemenangan individu. Bukan kemenangan sebagai sebuah tim.

”Secara keseluruhan, penampilan timnas Indonesia biasa-biasa saja. Jangan lihat skor (berapa gol yang dicetak), ya,” kata Bambang Nurdiansyah, mantan penyerang timnas Indonesia yang kini menjadi pelatih, usai pertandingan ketika ditemui wartawan di VIP Barat Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta.

Permainan Indonesia melawan Myanmar masih meninggalkan sejumlah catatan. Terutama kerjasama tim antar lini belakang – tengah – depan. Para pemain belakang kita, yang dikoordinasi Kapten Tim Charis Yulianto masih kurang ketat menutup ruang gerak pemain depan Myanmar. Beberapa kali peluang tercipta oleh Myanmar. Bahkan di babak kedua, ada dua peluang Myanmar yang nyaris memperkecil kekalahan. Untung saja, satu bola berhasil di-tip Kiper Markus Harison dan satu sundulan lagi terbang tipis di atas mistar Indonesia.

Untung ada Budi Sudarsono, yang dengan gaya khasnya mengelabui satu dua pemain lawan di kotak penalti, mencetak gol dengan indah sehingga Indonesia unggul 1-0. Gol ini, memang, mampu meningkatkan semangat para pemain kita. Namun, lagi-lagi kita tak memiliki bangunan serangan yang dirancang dengan baik. Kita juga terlalu memaksakan menyerang dari sayap kanan. Sementara sayap kiri kita nyaris kurang memberikan kontribusi umpan matang kepada Penyerang Bambang Pamungkas (BP) di kotak penalti.

Gol kedua Indonesia merupakan kecerdikan pemain yang selalu tampil penuh semangat, Firman Utina, yang memang pantas menjadi man of the match. Firman mempersembahkan gol penting itu untuk ayahnya dan anaknya yang sedang sakit. Kita tentu berharap keduanya lekas sembuh. Sehingga Firman bisa lebih berkonsentrasi lagi pada laga-laga penting berikutnya yang masih harus dijalani.

Masuknya Aliyudin, duet BP di Persija Jakarta, membawa berkah buat BP. Pemain yang konon bergaji paling mahal di Liga Super Indonesia itu, memang, belakangan sangat mandul dan paceklik gol. Kalau BP tak mencetak gol lagi banyak orang yang meminta Pelatih Benny Dolo untuk mendudukannya di bangku cadangan. Biar BP tahu bahwa banyak orang berharap pada keahlian dia mencetak gol ke gawang lawan. Dari penetrasi Aliyudin yang merobek daerah kiri pertahanan Myanmar, akhirnya, BP mencetak gol indah yang mengecoh Kiper Aung Aung Oo meski ia dihalangi pemain belakang lawan.

Di menit-menit akhir, Pelatih Bendol memasukkan dua pemain senior berpengalaman, Elie Aiboy dan Erol Iba. Kedua pemain ini cukup membuat pertahanan lawan kocar-kacir. Bahkan sebuah tandukan Erol di masa injury time nyaris memperbesar kemenangan Indonesia.

Ada baiknya, di dua pertandingan tersisa melawan Kamboja (Minggu 7/12) dan Singapura (Selasa, 9/12), Indonesia turun dengan formasi terbaiknya. Aliyudin, Elie, dan Erol sebaiknya masuk dalam tim inti. Kamboja harus diatasi kalau kita ingin memastikan diri melaju ke babak semifinal Piala ASEAN. Ini penting supaya Indonesia semakin matang saat menghadapi Singapura dalam pertandingan yang sesungguhnya di hari terakhir babak penyisihan Grup A. Kemenangan ini setidaknya menjadi modal yang baik sebelum jumpa Thailand atau Malaysia di semifinal AFF Suzuki Cup 2008 ini.

Itu artinya, kemenangan atas Myanmar, juga atas Kamboja dan Singapura yang sangat kita harapkan, masih akan mengalami tantangan berat di babak semifinal. Apalagi kalau timnas Indonesia masuk final. Menjadi juara, memang, harapan seluruh rakyat Indonesia. Karena Indonesia terakhir kali menjadi yang terbaik di sepakbola tingkat ASEAN sudah lama sekali, 17 tahun lalu, saat timnas meraih medali emas di SEA Games Manila pada tahun 1991.

Kita berharap kerjasama dan semangat juang tinggi timnas Indonesia semakin menghebat di puncak turnamen AFF Suzuki Cup 2008. Masa juara ASEAN aja gak bisa? Masa kita hanya puas dengan turnamen di dalam negeri sendiri?

Pertanyaan yang harus dijawab di atas lapangan. Tentu kita berharap kepada seluruh anggota timnas, bukan hanya mengandalkan permainan individu-individu semata.

Maka, menang pada laga pertama bukan berarti menjamin Indonesia bakal jadi juara kalau timnas kita tak bisa mengalahkan Singapura, Malaysia, dan Thailand.

(AH, 7 Desember 2008)

Tidak ada komentar: